Desain kemasan kini bercita rasa seni tinggi. Bahkan barcode atau kode batang yaitu pelabelan dengan angka dan garis yang menyimpan data produk, juga ikut bersolek.
Garis-garis hitam dengan angka dibawah itu tak lagi kotak monoton Ia berbentuk menyerupai gedung tinggi ternama, pengaduk adonan kue, gelembung dan masih banyak lagi. Perusahaan barang-barang konsumsi itu berharap kode batang yang bersolek bisa membuat lebih dekat dengan konsumen.
Tren ini mulai dipopulerkan oleh perusahaa kecil di AS. Saat itu Sixpoint Brewery, sebuah perusahaan minuman kaleng lokal AS berencana meluncurkan satu seri bir kalengan tahun ini the Brooklyn, N.Y. Perusahaan menyewa konsultan seni untuk menampilkan desain kaleng yang sempurna.
Tak lama mereka menyadari bahwa butuh kode batang besar dan 'jelek' untuk dapat dipindai. "Saya berpikir, mengapa kita tidak bikin desain kode batang sendiri?" ujar pemilik Sixpoint, Shane Welch. Bulan lalu, bir dengan kaleng perak diluncurkan plus sebuah kode batang yang bersiluet patung Liberty dan gedung pencakar langit.
Perusahaan jasa pembuat kode batang bersolek pun bermunculan meski beberapa perusahaan masih memilih mendesainnya sendiri.
Beberapa kode batang bersolek didesain untuk tampil elegan, sementara yang lain terkesan aneh. Design Barcodes Inc. sebuah perusahaan desain berbasis di Tokyo misal, menciptakan barkode dengan garis-garis yang mirip aliran air terjun atau rel jalur kereta api. Sementara Yael Miller, pemilik Vanity Barcodes LLC, di Lakewood, New Jersey mengatakan salah satu desain favoritnya adalah kode batang berbentuk mixer tangan.
Sementara perusahaan lain memilih jauh-jauh dari utak-atik kode batang. Alasan mereka, ujar pendiri perusahaan distributor produk Jepang AS, Steven rose, bila kode batang tidak bisa dipindai maka posisi retailer pun dipertaruhkan. Tak hanya itu pabrik pun mesti mencetak ulang seluruh kemasan. Meski ia mengatakan sudah menjadi kewajiban bahwa semua desain kode batang pada produk dites sebelum masuk pasar.
Mengutak-atik kode batang bukan hal sederhana malah bisa dibilang rumit., ada hal-hal tertentu yang bisa anda ubah dan ada hal tertentu yang tak bisa diubah atau disebut area abu-abu. Agar pemindai dapat membaca data dalam kode batang, dibutuhkan ketinggian garis paling tidak setengah inchi atau 1,275 cm, juga harus ada ruang kosong di masing-masing sisi. Garis pun tak bisa dicetak dengan beberapa warna yang tak bisa dipindai mesin, seperti merah, kuning dan oranye. Tapi toh itu tak menghentikan perusahaan untuk mengkreasikan bentuk kode tersebut.
Kelebihan kode batang, sistem ini memungkinkan para ritel melacak jejak produk lewat jaringan toko-toko mereka dan mengubah harga tanpa perlu mengubah label satu persatu. Eksekutif supermarket dari Massachusset, Alan L. Haberman, sekaligus tokoh yang mengenalkan kode batang pertama kali, atau disebut sebagai kode produk universal, meninggal pekan lalu.
sumber
http://www.republika.co.id/berita/se...a-ekspresionis