Reuel Marc Gerecht
Para pejabat Amerika Serikat dalam sebuah sidang secara resmi dan terang-terangan mengusulkan dilakukannya operasi rahasia untuk meneror para pejabat tinggi Iran.
Fars News (27/10) melaporkan, belum lama Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, berbicara mengenai budaya teror di Amerika Serikat dan sekutunya, pernyataan para pejabat Amerika Serikat dalam sidang Kongres itu membuktikan kebenaran pernyataan Ahmadinejad.
Beberapa waktu lalu, Ahmadinejad mereaksi tudingan seraya menyatakan, budaya teror adalah milik Amerika Serikat dan pihak-pihak yang tidak beradab, bukan bangsa Iran.
Setelah berbagai tekanan, sanksi, embargo, dan politik konfrontatif Barat dan Amerika Serikat anti-Iran dan sekutunya di kawasan termasuka Suriah dan Hizbullah Lebanon, para pejabat Amerika Rabu (26/10) secara resmi dalam sidang di Kongres mengusulkan teror sejumlah pejabat tinggi di Iran.
AFP melaporkan, sejumlah pejabat tinggi militer dan pengamat militer Amerika Serikat mengusulkan teror sejumlah pejabat dan tokoh di Iran khususnya di Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) atau Pasdaran.
Mantan panglima pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat, Jack Kean, dalam sidang dengar pendapat Kongres mengatakan, "Mengapa kita tidak bunuh saja mereka [pejabat Iran]? Mereka telah membunuh sekitar seribu warga Amerika Serikat, lalu mengapa kita tidak meneror mereka? Saya tidak mengatakan melancarkan operasi militer, akan tetapi saya mengusulkan operasi rahasia [teror]."
Situs Aljazeera dalam hal ini melaporkan, "Setelah tuduhan para pejabat Amerika Serikat bahwa Pasdaran Iran terlibat dalam rencana teror Duta Besar Arab Saudi untuk Washington, kembali Amerika Serikat dan Iran saling bersitegang."
Kean yang saat ini juga menjadi anggota Komisi Keamanan Dalam Negeri di Parlemen AS itu mengatakan, "Iran harus mendapat tekanan hebat."
Reuel Marc Gerecht, mantan pengamat Timur Tengah di CIA dan anggota Lembaga Perjuangan Demokrasi, menjelaskan bahwa Pasdaran Iran tidak menggunakan logika yang digunakan oleh Amerika Serikat, dan bahwa Pasdaran tidak akan gentar kecuali salah satu pejabatnya ditangkap atau diteror.
Gerecht bahkan secara langsung menyebut nama Qasem Soleimani, Panglima Pasukan Qods Iran, untuk ditahan atau diteror.
Sebagian pengamat berpendapat bahwa setelah gagal melontarkan isu serangan militer ke Iran, sekarang Amerika Serikat mulai mencari alasan untuk menjustifikasi operasi rahasia teror para pejabat Iran. Langkah awalnya dengan melontarkan tudingan rencana teror Dubes Arab Saudi untuk Washington oleh Pasdaran Iran.
(IRIB/MZ/PH)