Polisi mencokok sejumlah juru parkir liar bermodus pemerasan di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, semalam. Dari razia itu, sedikitnya 18 preman berhasil diamankan petugas.
Kepala Bagian Operasional Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi Abdul Karim mengatakan, penertiban itu dilakukan setelah banyaknya laporan masyarakat yang merasa diperas oleh juru parkir liar di luar arena PRJ.
"Ada 18 orang preman yang berpura-pura menjadi juru parkir berhasil kami amankan," ujar Abdul saat dihubungi VIVAnews.com.
Selain itu, petugas juga menyita sejumlah buku rekapan tagihan mulai dari lahan parkir hingga tagihan pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di sekitar area Pekan Raya Jakarta. "Rekaman buku itu didapatkan dari para preman, jumlah tagihannya mencapai Rp 200-300 ribu perhari," ungkap Abdul.
Dibantah
Sementara itu penyelenggara PRJ membantah kabar preman merajalela di area PRJ dengan modus menjadi juru parkir dan meminta uang jasa selangit. "Memarkir kendaraan di kantong-kantong parkir di luar parkir resmi PRJ pun kini tidak perlu was-was.
Demikian pula makan di warung kaki-lima dadakan juga tidak takut dikenakan bayar gila-gilaan," kata Media Relations PT JIExpo Kemayoran, Dinar Hanggarani, dalam rilis yang diterima VIVAnews.com. "Karena aparat polisi dan satpol PP terus berpatroli sepanjang hari," lanjut Dinar
Menurut dia, tarif parkir di luar Arena PRJ tak lebih dari Rp20.000 untuk mobil, atau lebih mahal Rp5.000 dibanding parkir resmi di Arena PRJ yang hanya dipatok Rp15.000. Untuk sepeda motor dikenakan Rp10.000 atau lebih mahal Rp2.000 dibanding parkir di dalam area parkir PRJ yang hanya dipatok Rp8.000.
Dinar juga membantah isu premanisme di PRJ yang beredar di facebook dan Blackberry Messenger. "Jika berkunjung ke Jakarta Fair, Anda akan menyaksikan bahwa di seputaran arena PRJ justru banyak polisi dan satpol PP yang berjaga di setiap sudut. Para pedagang kaki lima pun memasang tarif makan-minum yang masih dalam batas-batas wajar," kata dia.
Sebelumnya, salah satu pengunjung PRJ, Maria Fransiska Triastutik (26) mengaku ditarik uang parkir Rp50.000. Kesal dengan tarif yang tidak masuk akal, warga Jatiwaringin itu pun memprotes si juru parkir. Namun upaya itu sia-sia. Sebab, belasan bekingan juru parkir yang menggunakan rompi hijau ikut mendatangi mobilnya, dan memintanya untuk tetap membayar dengan tarif sesuai yang diinginkan.
"Mobil saya malah dihadang mereka. Bahkan mereka dengan nada tinggi memaksa untuk membayar. Ini mau minta tarif parkir atau mau merampok," tutur wanita yang datang bersama keluarganya itu.