Sumber keamanan Mali dan Niger mengkonfirmasikan bahwa kepala intelijen dalam pemerintah diktator Muammar Gaddafi telah melintasi Niger dan tiba di Mali.
"Abdullah al-Senussi telah tiba di padang pasir Mali dari Niger," kata sumber keamanan Niger dengan syarat anonim pada hari Kamis (27/10) seperti dilansir AFP.
Sebuah sumber keamanan Mali juga membenarkan informasi itu, dan mengatakan Senussi sedang bepergian dengan sebuah kelompok kecil. Namun, tidak diketahui apakah Saif al-Islam Gaddafi turut serta dalam rombongan itu.
Saif diyakini bersembunyi di Niger setelah pasukan penguasa baru Libya membunuh ayahnya di Sirte.
Pada hari Rabu, seorang penasehat Presiden Niger mengkonfirmasikan bahwa Senussi telah memasuki negara Afrika Barat itu. Penasehat, yang juga seorang pemimpin yang berpengaruh dalam komunitas etnis Tuareg, mengatakan bahwa Senussi telah memasuki Niger dalam konvoi yang diarahkan oleh suku Tuareg.
Senussi dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia dituduh memerintahkan pembunuhan dan penganiayaan warga sipil di Libya pada saat runtuhnya pemerintahan Gaddafi.
Senussi juga diburu oleh pemerintah Paris, di mana dia dijatuhi hukuman in absentia dengan penjara seumur hidup, karena pemboman sebuah pesawat UTA Perancis pada 1989, yang diklaim menewaskan 170 orang.
Ratusan warga Mali yang bertempur di Libya dalam barisan pasukan Gaddafi, baru-baru ini juga kembali ke utara negara itu. Mayoritas mereka adalah pemberontak Tuareg yang didukung Gaddafi di tahun sembilan puluhan dan antara 2006 dan 2009.
Mali adalah penandatangan Statuta Roma yang membentuk Pengadilan Kriminal Internasional, dan secara teoritis wajib menyerahkan para buronan. (IRIB/RM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar