Jumat, 28 Oktober 2011

Castro: Resolusi PBB, Bukti Kelemahan Politik AS

Mantan Presiden Kuba Fidel Castro memuji suara Majelis Umum PBB dalam mengutuk blokade AS atas Kuba dan menyebutnya sebagai bukti kelemahan moral dan politik Washington terhadap Havana.
 
Castro juga mengutuk kepentingan oligarki dan dahaga yang tak terpuaskan terhadap kekuasaan dan kekayaan, yang ditunjukkan oleh Amerika Serikat, AFP melaporkan pada Kamis (27/10).
Pada hari Selasa, Majelis Umum PBB dengan suara mayoritas menyetujui sebuah resolusi, yang menyatakan AS harus mengangkat embargo ekonomi dan perdagangan yang dikenakan terhadap negara Amerika Latin itu sejak tahun 1962.

Pemerintah Havana menuduh Washington mengintensifkan pembatasan perdagangan dan kontak ekonomi dengan negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Ditambahkannya, embargo setengah abad pada sektor perdagangan, perjalanan dan finansial telah merugikan Kuba lebih dari 975 miliar dolar.

Friksi antara AS dan Kuba memuncak pada 3 Februari 1962. Ketika itu, John F Kennedy menjabat sebagai Presiden AS. Kennedy secara resmi memulai embargo Kuba sejak 7 Februari 1962.

Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, Amerika Serikat tetap tegas bahwa rezim Castro di Kuba harus berakhir, meskipun menawarkan reformasi di negara itu.

"Posisi kami tetap sama selama lebih dari 50 tahun. Kami pikir Fidel Castro harus pergi," tegasnya seperti dikutip AFP. (IRIB/RM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar