Ilustrasi (muslimmatters)
Kepala Seksi Hisab Rukyat Kementerian Agama, Nurkhazin, mengatakan sidang itsbat penetapan 1 Dzulhijjah tidak dilakukan di akhir Dzulqaidah (satu bulan sebelum Dzulhijjah dalam penanggalan hijriyah) karena Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah. Artinya masih ada jeda waktu yang luang.
Ini berbeda dengan Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Sehingga sidang istbat harus dilakukan setelah dilakukan rukyat di penghujung Ramadan. Penghujung bulan dalam penanggalan hijriyah bisa diprediksi sebelumnya secara hisab.
“Diperkirakan, sesuai dengan prediksi hisab 27 Oktober adalah akhir dari Dzulqaidah dan Jumat tanggal 28 merupakan awal Dzulhijjah. Hal ini karena penentuan awal Dzulhijjah tidak berkaitan langsung dengan perintah berpuasa, seperti Ramadan. Jadi tidak terburu-buru,” jelas Nurkhazin saat dihubungi wartawan, Selasa (25/10/2011).
Dia menambahkan, dari perhitungan posisi hilal akhir Dzulqaidah, posisi bulan cukup tinggi yakni 04 derajat 25 menit hingga 06 derajat 34 menit.
”Artinya, potensi perbedaan Hari Raya Idul Adha kemungkinan tipis terjadi. Mengingat hilal dengan ketinggian tersebut kemungkinan besar terdapat peluang terlihat kasat mata,” ujarnya.
Pengamatan hilal dilakukan pada 27 Oktober, namun sidang itsbat baru digelar keesokan harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar