Minggu, 23 Oktober 2011

13 Negara Belajar Kebencanaan di Aceh

(Foto: penyairmalam.blogspot) 
(Foto: penyairmalam.blogspot)

BANDA ACEH – Aceh menjadi tuan rumah pelatihan internasional manajemen risiko bencana. Sebanyak 13 negara ikut ambil bagian dalam kegiatan di Museum Tsunami, Banda Aceh.

Panitia pelaksana, Hendra Syahputra mengatakan, melalui International Workshop on Disaster Risk Management ini, para peserta dari berbagai negara berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen risiko bencana dan kesiagaan bencana.

“Serta saling memperkenalkan kearifan lokal dalam menghadapi ancaman bencana alam,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Okezone di Banda Aceh, Sabtu (22/10/2011).

Acara ini dilaksanakan oleh Direktorat Kerjasama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, bekerjasama dengan Tsunami and Disaster Mitigation research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh dan Colombo Plan, berlangsung pada 23 hingga 28 Oktober 2011.

Menurutnya Indonesia dipilih sebagai tuan rumah karena posisi geografis negara ini berada pada rangkaian ring of fire, yang rentan terhadap bencana alam termasuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. 

Pengalaman Indonesia dalam menangani dampak bencana seperti tsunami Aceh pada 2004, gempa bumi di Yogyakarta dan Sumatra Barat, tsunami di pantai selatan Jawa Barat serta letusan gunung Merapi di Yogjakarta pada 2010, menjadi patokan.

“Pengalaman dalam penanggulangan risiko bencana, dinilai serta telah mendorong upaya pengembangan sistem penanganan bencana yang lebih baik,” kata Hendra.

13 negara yang berpartisipasi adalah Afghanistan, Bhutan, Chile, Fiji, India, Laos, Maladewa, Myanmar,  Pakistan,  Samoa, Sri Lanka, dan Vietnam dan Indonesia.

“Indonesia akan terus menunjukan upaya dan berkomitmen meningkatkan kerjasama internasional melalui berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam menangani berbagai bentuk bencana alam, kepada sesama negara berkembang, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana serta mempercepat upaya pemulihan paska bencana,” lanjutnya.

Selain lokakarya kegiatan itu juga diisi dengan penanaman bakau di pantai Ulee Lheue, Banda Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar