Mahasiswa dari lima universitas terbesar di Indonesia, berlomba membuat peta Indonesia yang lebih aman. Didanai Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan Bank Dunia , melalui Global Facility for Disaster Reduction and Recovery.
Kompetisi ini mengajak mahasiswa merancang peta dalam jaringan (online) dengan menggunakan data yang baru dan yang sudah ada selama enam minggu baru-baru ini.
"Peta yang rinci sangat penting dalam mempersiapkan masyarakat saat bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan gunung berapi," kata Dr Trevor Dhu, Manajer Risiko dan Kerentanan AIFDR, Kamis (15/9/2011) dalam rilisnya.
Kompetisi percontohan ini juga didukung oleh Pemerintah Indonesia dan dilaksanakan oleh Tim LSM Kemanusiaan Internasional OpenStreetMap, menunjukkan bagaimana teknologi baru dapat membantu memperbaiki pemetaan, alat penting yang dibutuhkan ketika terjadi bencana alam.
Para ilmuwan dan pakar kini dapat menggunakan peta hasil karya mahasiswa untuk mengidentifikasi masyarakat yang ada di daerah rawan bencana, dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka dari bahaya bencana alam di masa mendatang.
Minggu ini, pemenang dari tiap-tiap universitas yang telah berpartisipasi (Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas dan Institut Teknologi Surabaya) akan melakukan perjalanan ke Denver, Amerika Serikat untuk menghadiri dua konferensi pemetaan internasional. |